Hidangan ini dimaksudkan sebagai makan sela (volumenya tidak membuat perut kenyang). Sekilas tampak sederhana, yaitu sejumlah potongan tipis ketupat yang diberi cabuk di atas setiap potongan ketupatnya.
Cabuk adalah adalah ampas wijen yang telah diambil minyaknya. Karena mencari ampas wijen itu susah maka langsung saja wijen digunakan. Wijen ini dicampur dengan kemiri dan kelapa parut yang sudah terlebih dulu disangrai. Ketupat bercabuk itu kemudian ditambah krupuk karak sebagai pelengkap. Mengherankan bahwa tidak ada unsur rambak dalam makanan ini. Mungkin pada masa lalu krupuk karak telah menggantikan rambah. Makanan sederhana yang sekarang sudah cukup langka ini membuat begitu banyak orang kangen dan ‘ketagihan’.(*BLS)